Band Dangdut Australia, Yarra Irama merilis single pertama, “Touch On” (Pers Rilis)
[Pers Rilis]
Band Dangdut Australia, Yarra Irama merilis single pertama, “Touch On”

Yarra Irama, band dangdut Melbourne, Australia, merilis single pertama mereka, “Touch On”. Pada tanggal 27 April 2025, “Touch On” akan dirilis dan dapat dinikmati di berbagai DSP (digital streaming platforms), baik secara audio di Spotify, Apple Music, Tidal, Amazon Music, Deezer, dan platform sejenis; ataupun video klip di YouTube. “Touch On” menjadi eksperimen Yarra Irama khususnya dalam unsur musikal maupun fenomena yang diangkat di dalam lirik mereka.
Dibalut dengan aransemen dangdut, koplo, elemen punk dan psikedelik, Yarra Irama menciptakan komposisi musik dangdut yang khas ketika pusaran musik dangdut tengah berkutat pada dangdut ambyar dan mendayu. “Touch on” hadir dengan membaurkan unsur dangdut klasik—ditandai dengan cengkok dan irama—dan turut mengadaptasi unsur dance music, punk dan psikedelik—ditandai dengan sesi chaotic sebagai interlud. Dengan padu padan tersebut, lagu ini diharapkan dapat membuat pendengarnya—baik Indonesian maupun non-Indonesia—ikut berdendang, berjoget, bahkan nyawer.
Sementara secara lirikal, lagu ini membahas soal kandasnya pertemuan dua insan di atas transportasi publik, Tram, karena petugas tiket menghalangi perkenalan mereka. Cinta pandangan pertama itu gagal, setelah salah satu di antaranya harus turun tram untuk menghindari denda. Menolak pupus, ia berikrar untuk menunggu pujaan di tram stop di mana ia turun. Usut punya usut, Yarra Irama turut berfokus pada fenomena ini sebagai respons terhadap lumrahnya pengguna tram di Melbourne yang kerap menyiasati “touch on” ketika menaiki tram.
Selain itu, Yarra Irama turut mengeksplorasi makna ganda dalam sebuah kata. Pada dunia dangdut, hal ini acap digunakan, seperti pada lagu “Belah Duren”, “Cucak Rawa”, dan sebagainya. Lagu dengan makna ganda menjadi menarik karena menstimulasi pendengarnya untuk bermain-main dengan tafsir yang beragam, bahkan memiliki tafsir sendiri. Pada lagu ini, kata “Touch On”, baik yang diartikan secara literer, menyentuh orang lain ataupun sebagai aktivitas membayar biaya transportasi. Lagu ini juga menjadi terasa Melbourne, karena “Touch On” menjadi bahasa khas yang digunakan di Melbourne, sementara di kota lain seperti Sydney, Canberra, dan kota lainnya menggunakan kata “Tap on” sebagai instruksi membayar ketika menaiki tram.
“Touch On”, dibuat sebagai wujud merayakan dangdut di Indonesia dengan beragam tawaran musikal, dan menjadi ruang rindu untuk para Indonesia dan diaspora di Melbourne dalam merepresentasikan kedirian mereka melalui dangdut. Apalagi jumlah masyarakat Indonesia di Australia semakin bertambah setiap tahunnya. Menurut survei yang dilakukan pihak KJRI tahun 2024, penduduk Indonesia di Victoria dan Tasmania berjumlah berkisar 13.000. Harapannya, lagu ini akan memperkaya spektrum dan menjadi warna tersendiri untuk kancah musik dangdut di Indonesia, serta pendengarnya di mana pun berada. Lagu ini juga menjadi ruang perayaan multikultural di Australia dan juga menjadi bukti bahwa musik dangdut tidak hanya dimainkan, tetapi turut menjadi cara ungkap dalam merespons fenomena yang ada di masyarakat di belahan dunia mana pun.
DSP yang mengakomodasi lagu ini adalah Spotify, Apple Music & iTunes, YouTube Music, Facebook & Instagram, TikTok, SoundCloud, TIDAL, Amazon Music, Deezer, Snapchat, Soundtrack Your Brand, Shazam, Audiomack, iHeartRadio, Tencent, KKBOX, BoomPlay, Pandora, NetEase, Nuuday, Claro Musica, JioSaavn, Anghami, FLO, Rythm, dan YouTube.
Link Spotify: https://open.spotify.com/album/71cKVQoqLpI4UoEPEOUWX5
YouTube Music: https://music.youtube.com/watch?v=pIWbP0Kfxm4
Amazon Music: https://music.amazon.com/albums/B0F66TRX5L
dan sebagainya.
Pencipta lagu
Pipin Paradigma, Michael H. B. Raditya, dan John Cheong-Holdaway.
Musik
Vocal: Pipin Paradigma dan
Backing Vocal: Raudhatul Jannah (Oda)
Gitar lead: Razan Bahri
Gitar ritme: Reza Dien
Bas: John Cheong-Holdaway
Keyboard: Mitchell Mollison
Drum: Chris Redden
Perkusi-tamborin: I Dewa Gde Gandiva Wisanjaka (Ewa)
Kendang-ketipung-kempul: Michael H. B. Raditya (Mikel)
Mixing dan mastering: Myles Mumford
Music Engineer: John Cheong-Holdaway
Studio: Rolling Stock Recording Rooms
Artwork: Cris Redden dan Ruby Healey
Video klip
Kreator dan editor: Chris Redden
Pengambil gambar: Emil Raji
Talents: Ari Angkasa, Yasmin Middleton, dan Martin Fatmaja

Yarra Irama, band dangdut koplo asal Melbourne yang beranggotakan sembilan orang, yakni Chris Redden, I Dewa Gde Gandiva Wisanjaka (Ewa), John Cheong-Holdaway,
Michael H. B. Raditya, Mitchell Mollison, Pipin Paradigma, Raudhatul Jannah (Oda), Razan Bahri, and Reza Dien. Yarra Irama menjadi representasi musik dari Melbourne pada video ABC Australia https://www.instagram.com/reel/DET4j2IT1-E/ (2 Januari 2025) yang telah ditonton lebih dari 72,400 kali. Yarra Irama telah menjadi pengisi di beberapa festival Melbourne, seperti Moonee Valley Festival, penampil akhir di Mornington Festival, dan beberapa festival kolaborasi dengan Gamelan DanAnda. Yarra telah berpentas di lebih dari tujuh panggung di Melbourne sejak dibentuk pada April 2024.
IG: https://www.instagram.com/yarrairama/
FB: https://www.facebook.com/people/Yarra-Irama/61560085152552/
YouTube: https://www.youtube.com/channel/UCzU5EVUUmT_tHHmj0cdEcrg
Email: yarrairama@gmail.com