Michael Hari Sasongko
Perubahan wujud penayangan dan makna musik Dangdut di TPI dan Indosiar 1994-2004
2006 | Disertasi | S3 Ilmu Budaya (Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada)
Abstrak
Dangdut, sebagai salah satu genre musik di Indonesia, memiliki sejarah yang panjang. Berbagai perubahan terjadi dalam rentang sejarah itu. Akan tetapi perubahan yang sangat signifikan terjadi pada saat hadirnya televisi swasta di Indonesia, di tahun 1990-an. Dari berbagai data yang diperoleh, sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 2004 telah terjadi tiga kali perubahan wujud penampilan (penayangan), yakni (1) video klip, (2) rekaman studio, dan (3) pertunjukan langsung. Secara umum penelitian ini dimaksudkan untuk lebih memahami perubahan fenomena dangdut tersebut. Di dalam berbagai wujud penampilannya itu, bentuk dangdut berubah sangat cepat. Makna dangdut yang semula ‘joged’, juga berubah menjadi ‘spektakuler’, yang secara konkret hadir dalam mewahnya kostum, penyanyi yang seksi dan musisi yang terampil, para penari yang menggairahkan, pembawa acara yang menarik, dan riuhnya tepuk tangan penonton di sekitar panggung. Semua itu masih didukung oleh pengambilan gambar yang cantik, efek pencahayaan yang canggih, panggung yang mewah, latar yang cemerlang, suara yang jernih, dan bunyi yang bersih. Pada perkembangan selanjutnya musik dangdut hadir dalam kerangka ‘estetika kemasan’. Artinya, keindahan sebuah tayangan dangdut di televisi sangat tergantung pada bentuk kemasannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak dapat dipisahkan dari berbagai kepentingan, terutama kepentingan pemilik modal. ‘Intervensi’ pemilik modal ini justru melahirkan sesuatu yang positif, yakni bahwa pemirsa televisi, yang juga sebagai konsumen dari mass culture, kian terhibur oleh tayangan-tayangan dangdut yang selalu baru. Dari sudut pandang seni pertunjukan, perubahan yang cukup signifikan juga terjadi lewat hadirnya fenomena ‘goyang ngebor’ Inul Daratista. ‘Goyang ngebor’ adalah sebuah pola (bentuk) baru dalam khazanah goyang dangdut. Setelah Inul Daratista menciptakan goyang ngebor, penyanyi-penyanyi lain pun muncul dengan pola goyang yang berbeda-beda. Bagi para pencipta sekaligus penyanyinya, goyanggoyang itu merupakan trademark. Dalam penelitian ini, fenomena Inul itu dianalisis berdasarkan teori PLC (product life cycle).
Kata Kunci : Seni Pertunjukan,Televisis Swasta,Musik Dangdut 1994,2004
http://new.etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/31586