Agus Rianto
Dangdut di Televisi :: Menelusuri representasi ideologi pada Program Acara Pertunjukan Musik Dangdut di Televisi
2004 | Tesis | S2 Sosiologi UGM
Abstrak
Perbincangan tentang cultural studies dalam wacana intelektual indonesia akhir-akhir ini semakin marak. Paling tidak hal ini dapat dilihat dari sejumlah tulisan yang tidak terbilang jumlahnya di berbagai media massa. Boleh jadi penyebabnya, karena fenomena kebudayaan kontemporer yang semakin kompleks. Demikian halnya dengan dangdut sebagai bagian dari budaya massa. Maraknya program acara pertunjukan musik dangdut di televisi menarik untuk dikaji lebih dalam. Fenomena budaya ini tergolong baru, fenomena yang nampaknya bukan saja ingin menyatakan bahwa era dangdut di televisi sekarang ini adalah berbeda dengan era-era sebelumnya tetapi juga menawarkan bahwa dangdut itu adalah barang dagangan (commodity) yang bisa diperjualbelikan di pasaran. Pertunjukan dangdut di televisi adalah teks yang memberi ruang bagaimana makna-makna dimunculkan. Makna-makna tersebut merujuk pada bagaimana tandatanda bekerja dan bagaimana berfungsinya. Anggapan dasar yang dapat dipahami dalam memahami dangdut di televisi adalah bahwa media televisi bukanlah sematamata mencerminkan realitas sosial, tetapi adalah representasi realitas dan menjadikan realitas tersebut menjadi apa yang dinamakan realitas media. Dalam kondisi seperti inilah pertunjukan musik dangdut memiliki nilai-nilai ideologisnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana reperesentasi musik dangdut di televisi, serta gagasan-gagasan dominan apa saja yang dipertandingkan dalam representasi pertunjukan musik dangdut yang mewujud dalam program acara televisi. Bagaimanapun juga televisi memiliki kekuatan menebarkan citra-citra tertentu, tidak cukup menebarkan, televisi bahkan mampu menguatkan atau justru menjungkirbalikan citra-citra tersebut. Dangdut telah menjadi komoditas. Segala komoditas dirubah menjadi tontonan dan semua tontonan menjadi komoditas. Metode utama yang mendasari penelitian ini adalah semiotika oleh karena pertunjukan musik dangdut di televisi adalah pertunjukan dari tanda-tanda, sebuah teks yang berbunyi. Analisis tanda-tanda penting mengantarkan kita pada pemahaman bagaimana representasi yang dilakukan media televisi dalam mengemas dangdut. Sementara itu, dari analisis tanda-tanda penting tersebut dilanjutkan pada tahap analisis mitos yang digunakan sebagai kritik ideologi media. Goyang (joget) adalah tanda penting yang memiliki ciri mitos. Citra goyang yang dekat dengan seksualitas dibudidayakan dan menjadi tontonan nasional. Kekuatan televisi dalam mencitrakan objek seringkali memanfaatkan jejak-jejak seksualitas sebagai daya jualnya. Dengan demikian penggunaan mitos goyang yang identik dengan erotisme seksualtas oleh media televisi yang mewujud pada program acara pertunjukan musik dangdut adalah menunjuk pada ideologi komoditas atau gagasan dominan yang menjadikan apapun sebagai komoditi yang dapat dipertukarkan atau diperjualbelikan. Ideologi komoditas merupakan bagian dari ideologi yang lebih luas yakni kapitalisme media massa, yang tampaknya menguatkan ideologi lain, yakni ideologi patriakhi.
Kata Kunci : komoditas, tanda-tanda (signs), representasi, ideologi
http://new.etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/25460