Nindyo Budi Kumoro
Dangdut Koplo Perlawanan Kaum Pinggiran
2012 | Skripsi | Antropologi Budaya Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
Abstrak
Dangdut, sebuah musik yang lahir dari protes dialektis berbagai unsur budaya. Kemunculannya ditujukan sebagai sebuah kesenian popuker ‘asli’ pribumi untuk menandingi bentuk-bentuk kesenian luar. Pengaruh politik, social, ekonomi dan teknologi di Indonesia berperan besar membentuk musik ini. Dalam pergaulan musik selanjutnya, dangdut selalu terletak pada posisi inferior jika dibandingkan dengan musik popular lainnya. Sedikit banyak ini dikarenakan basis social penggemar dangdut adalah masyarakat menengah ke bawah dan membedakan diri dengan musik-musik popular yang mempunyai penggemar kalangan menengah ke atas. Sebagai musik yang tersubordinasi, dangdut menyuarakan hal-hal yang dapat dipandang sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi musik atau kelas social di atasnya. Perlawanan ini bisa dilihat dari berbagai macam bentuk, mulai dari repertoar sampai penampilan panggungnya. Walaupun begitu, dangdut yang dianggap sebagai musik masyarakat pinggiran ini ternyata juga mempunyai kelas bawahnya sendiri. Tidak lain ia adalah aliran dangdut pinggiran, di mana bisa dibedakan dengan aliran dangdut golongan atas atau arus ‘nasional’ yang dikenal masyarakat luas melalui media massa dan televisi. Salah satunya dangdut pinggiran dengan efek penyebaran begitu luas di masyarakat ialah dangdut koplo, yang menjadi fokus pada tulisan ini.
Dangdut koplo mempunyai bentuk revolusioner pada musik maupun penampilanny. Tidak seperti dangdut konvensional yang terkesan lamban dan mendayu-dayu, musik ini menawarkan beat yang lebih cepat, hentakan gendangkhas koplo, dan tak ketinggalan atraksi erotis penyanyinya. Sehingga dangdut ini tidak lagi menjual kesyahduan nada cengkok maupun chalet, namun juga keseksian tubuh penyanyi yang bergoyang enerjik mengikuti irama koplo. Jika sebelumnya dikatakan bahwa dangdut adalah musik perlawanan terhadap dominasi lain, maka perombakan aspek musikal dan visual pada dangdut koplo ini dapat dilihat sebagai bentuk resistensi terhadap dangdut mainstream yang telah mapan secara nasional. Tak hanya itu, dangdut koplo juga berupaya meleburkan batas-batas antara pusat-pinggiran dengan cara-cara mereka sendiri.
Bagaimanakah fenomena itu terjadi dalam sebuah panggung pertunjukan dangdut Purawisata Yogyakarta? Bagimana musik ini mewakili bentuk kesenian masyarakat pinggiran?
Kata Kunci: Dangdut koplo, pinggiran, nasional, musik, penampilan, perlawanan.