Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan teoritik mengenai faktor mana yang lebih mengontrol respons subjek terhadap timbre musik antara apakah faktor akustik instrumen (termasuk attack-decay) ataukah faktor preferensi genre (jenis musik) melalui uji pengaruh timbre tabla bayan terhadap diskriminasi stimulus dan persepsi emosi musik di kelompok penyuka musik dangdut/KE (N=18), netral musik dangdut/KK1 (N=18), dan tidak suka musik dangdut/KK2 (N=18). Penelitian ini didukung oleh partisipasi subjek mahasiswa/i S1-S2 ilmu Sosial-Humaniora dan Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Para subjek berusia 17-32 tahun. Penelitian menggunakan rancangan randomized experiment between-within subjects. Setiap subjek KE, KK1, KK2 menerima perlakuan acak berupa rangkaian 3 stimulus musik: M1 (musik dengan timbre tabla bayan alami ber-pitch G#1 dan ber-tone’s attack 0,403 detik per stroke), M2 (musik tanpa timbre tabla bayan sebagai kontrol/ placebo), dan M3 (musik dengan timbre tabla bayan sintetis ber-pitch G#1 dan ber-tone’s attack 0,085 detik per stroke). Respons subjek diukur dengan software StimoV1.0 yang terdiri dari skala diskriminasi stimulus (similarity scaling), skala persepsi emosi (semantic differential): semangat-tidak semangat, suka-tidak suka, asyik-tidak asyik, erotis-tidak erotis, dan pengukuran waktu reaksi dalam satuan detik. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh timbre musik terhadap diskriminasi stimulus lebih dikontrol oleh faktor akustik (termasuk attack-decay) dan tidak dikontrol oleh faktor preferensi terhadap jenis musik (genre). Namun bagaimanapun juga, pengaruh timbre musik terhadap persepsi emosi musik ikut dikontrol oleh faktor preferensi terhadap jenis musik (genre).

Kata Kunci : Stimulus discrimination,Percepstion of music emotion,Timbre,Attack,decay,Bayan tabla,Dangdut music,